Selasa, 12 Mei 2009

Sebuah Kata

Sore itu sehabis pulang dari kampus aku duduk dibawah pohon mangga yag berada di belakang kostku. Aku biasa duduk disitu jika sedang jenuh dan menghadapi masalah berat, baik itu masalah kuliah, organisasi, maupun pribadi. Semilir angin menyapu lembut di pipi, sejenak cukup menyegarkan fikiran yang kusut. Kicauan burung yang pulang dari mencari makan menambah semaraknya suasana pagi, membuatku tak ingin beranjak dari tempat dudukku. Sesaat kulupakan semuah gundah didalam hatiku. Ya, entah mengapa. Seminggu yang lalu aku chating dengan teman seperjuanganku di ROHIS SMAN 1 Lirik. Eko, mantan ketua Rohis di SMA ku dulu. Dari dia aku tahu, bahwa kk' pementor yang mengisi Rohis di SMA ku dulu sampai saat ini belum juga menikah. Akupun tidak menyangka, kenapa belum juga ada ikhwan yang mengkhitbah akhwat militan dan tangguh seperti dia. Memang ku akui, dari segi fisik k' Lisna bukanlah tipe ideal pilihan ikhwan yang mendambakan seorang istri dengan wajah cantik, putih, dan tinggi semampai. K' Lisna bertubuh gemuk, pendek dan hitam. Namun dari segi tarbiyah, sumpah. Dia adalah akhwat tangguh, militan, sabar dan ikhlas yang pernah kutemui seumur hidupku. Tapi apakah kekurangan fisik itu menjadi alasan para ikhwan untuk tidak mengkhitbah?!. Jika iya, sungguh suatu alasan yang sangat egois. Allah saja tidak pernah menjadikan fisik sebagai parameter untuk mengasihi hambaNYA, apalagi kita?. Siapa kita?. Hanya makhluk lemah yang dititipkan sedikit kelebihan.

Aku ingat, tahun ini k' Lisna sudah berumur 30 tahun!. "Ya Allah, andai saja saat ini aku sudah punya kemampuan untuk memberi nafkah, akan ku selamatkan k' Lisna". Ya, kata - kata itu melintas begitu saja di benakku. Namun segera segera kutepis, karna sangat tidak mungkin akhwat seperti dia mau menjadi istri dari orang seperti aku. Terlebih lagi jarak umur aku denganku terpaut sangat jauh, 11 tahun!. Tapi bukankah Rasulullah saja menikahi khadijah yang jarak umurnya lima belas tahun?. Ah, entahlah aku bingung. Akhirnya kuputuskan untuk shalat Istikharah untuk meminta kemantapan hati.

Siang itu, sehabis shalat Dzuhur dimushola kampus. Aku berdiskusi dengan temanku. Entah siapa yang memulai Ari temanku mengajakku berbisnis. Bisnia apa ri, tanyaku. Bisnis minyak wangi aja.modal kecil untung lumayan

Bersambung..

0 komentar: