Senin, 22 Juni 2009

Banyak Murid Tak Lulus UN, PGRI Prihatin


Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Kabupaten Bangka, menyatakan prihatin terhadap banyaknya jumlah murid SMU dan SMK sederajat yang tak lulus ujian nasional (UN) tahun ajaran 2008 - 2009.

"Saya benar-benar prihatin melihat hasil ujian nasional tahun ini karena banyak sekali murid sekolah yang tidak lulus terutama di sekolah swasta," kata Ketua PGRI Cabang Kabupaten Bangka, Subaris, di Sungailiat, Rabu (17/6).

Ia mengatakan, meskipun jumlah persentase belum diketahui secara jelas, pihaknya sudah bisa memprediksi bahwa jumlah yang tidak lulus tahun ini lebih banyak dari pada tahun ajaran sebelumnya. "Kita semua tidak bisa saling menyalah satu sama lain, karena masalah pendidikan adalah tanggung jawab bersama, baik mulai dari pemerintah, masyarakat, lingkungan keluarga dan pihak lembaga sekolah," katanya.

Menurutnya, peningkatan target nilai kelulusan rata-rata setiap tahunnya adalah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia agar mampu bersaing dengan negara-negara lain.

"Tahun ini anggaplah tahun suram bagi pendidikan di tanah ’Sepintu Sedulang’, dan dijadikan pengalaman pahit untuk tahun berikutnya agar lebih baik lagi," ujarnya.

Dia melihat bahwa sebelum pelaksanaan UN dimulai, jauh hari pasti pihak sekolah baik swasta dan negeri telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan penuh maksimal dalam memberikan pendidikan kepada murid-muridnya. "Hanya saja, nasib berkata lain, kenyataannya kerja ekstra para guru dan murid belum membuahkan hasil yang memuaskan," ujarnya.

Ia mengatakan, di samping persoalan guru sebagai pendidik, keseriusan murid untuk belajar serta perlakuan kedua orang tuanya di rumah juga sangat besar sekali terhadap perkembangan ilmu pendidikan anaknya. "Pola pendidikan harus berimbang antara murid dan guru serta orang tua, kalau salah satunya tidak selaras dalam menyikapi pendidikan maka saya yakin hasil yang didapat tidak maksimal," katanya.

XVD
Sumber : Ant

Wow, 275 SMK Sudah Kantongi ISO

Setidaknya 275 SMK di sejumlah kota/kabupaten telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2000 yang menunjukkan kualitas manajemen sekolah sudah baik. Selain itu, telah terdapat 312 rintisan SMK bertaraf internasional.

SMK yang telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2000 tersebut paling banyak terdapat di Jawa Tengah, yakni 85 SMK, disusul Jawa Timur (45 SMK), dan Jawa Barat (21 SMK). Di Jakarta, terdapat sedikitnya 11 SMK yang telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2000.

SMK yang telah mengantongi sertifikat tersebut memiliki program keahlian unggulan yang sangat beragam, mulai dari mesin perkakas, akuntansi, seni rupa, perhotelan, nautika kapal niaga, kriya logam, hingga tata busana.

Kepala SMKN 4 Jakarta Wahidin Ganef, Senin (22/6), mengatakan, ISO merupakan sertifikasi pengelolaan manajemen yang mengacu ke standar ISO. Untuk mendapat sertifikat tersebut, sekolah harus melaksanakan proses manajemen, pembelajaran, kurikulum, hingga sumber daya manusia, seperti mutu guru yang mengacu pada standar yang telah ditentukan. Lembaga pendidikan yang telah mengantongi ISO memiliki kepastian dan jaminan mutu.

”Sebelumnya, sekolah membuat indikator dan target mutu yang ingin dicapai. Biasanya juga mengacu pada standar mutu Departemen Pendidikan Nasional. Lembaga pemberi sertifikat ISO kemudian mengauditnya. SMKN 4 sudah masuk ke tahun ketiga,” ujarnya.

Kepala SMKN 48 Waluyo Hadi mengatakan, sekolahnya termasuk yang sedang mempersiapkan diri untuk memperoleh sertifikat ISO. Sertifikat ISO menjadi prioritas, terutama bagi sekolah-sekolah yang ingin menjadi sekolah rintisan bertaraf internasional.

”Sekolah bertaraf internasional wajib memenuhi standar nasional dan penjaminan mutu yang ditetapkan Depdiknas. Salah satu penjaminan mutu ketetapan pemerintah adalah akreditasi yang salah satu syaratnya wajib meraih ISO. Sekarang harus ISO 9001:2008,” ujarnya.

Dia mengatakan, sertifikasi ISO melihat secara keseluruhan sistem manajemen mutu sekolah. ”Logikanya, kalau sistem manajemen mutu sekolah sudah terstandar secara internasional, seharusnya kualitas sekolah juga baik,” ujar Waluyo Hadi.

Banyak pilihan
Secara terpisah, Direktur Pembinaan SMK Depdiknas Joko Sutrisno mengatakan, pemerintah berupaya memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2000 dan sekarang ISO 9001:2008.

Kualitas SMK menjadi sangat penting karena SMK mendidik para peserta didik yang nantinya terjun ke dunia kerja. Pada masa sekarang, pencari tenaga kerja menginginkan tenaga yang sangat kompeten dan kompetitif.

Joko mengatakan, pasar kerja yang terus berubah disikapi pula dengan berbagai penyesuaian kompetensi keahlian (dulu istilahnya, program keahlian). Terdapat banyak kompetensi keahlian yang dapat dipilih para lulusan SMP. Saat ini terdapat 121 kompetensi keahlian.

Selain itu, pemerintah menciptakan lulusan SMK yang lentur terhadap berbagai perubahan teknologi dan lingkungan bisnis nasional ataupun internasional. Kompetensi keahlian juga dirumuskan sedapat mungkin agar murid tidak sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.


Sumber : KOMPAS

Kamis, 11 Juni 2009

WAJAH PENDDIKAN INDONESIA



BAB I ANGGARAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

1.1. APBN UNTUK ANGGARAN PENDIDIKAN

Kewajiban konstitusi pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD belumlah dipenuhi hingga saat ini. APBN Tahun Anggaran 2008 telah disahkan pada Rapat Paripurna DPR, 9 Oktober 2007 lalu dan menetapkan alokasi anggaran pendidikan hanya 12 persen.

Dalam RAPBN 2008, alokasi untuk anggaran pendidikan hanya sebesar 12 %, jauh di bawah ketentuan UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa anggaran pendidikan sebesar 20 persen. Formulasi anggaran pendidikan 20% kemudian dirumuskan oleh Pemerintah dan DPR dalam UU 20/2003 tentang Sisdiknas, bahwa gaji pendidik dan biaya kedinasan tidak termasuk dalam anggaran 20%, bahwa pemenuhan amanah konstitusi dengan cara bertahap seperti dalam penjelasan pasal 49 ayat (1) UU sisdiknas adalah tidak dibenarkan. hal ini dapat dilihat pada putusan MK No 011/PUU-III/2005, Putusan No. 012/PUU-III/2005, dan Putusan No. 026/PUU-III/2005.

Kenyataan APBN 2007 pun tidak sesuai dengan amanah konstitusi. Anggaran pendidikan masih berada pada level 11,8%. Karenanya MK dalam Putusan No. 026/PUU-IV/2007 kembali menegaskan bahwa UU No. 18/2006 tentang APBN 2007 menyangkut anggaran pendidikan adalah bertentangan dengan UUD 1945 sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Pemerintah mengulangi kembali pelanggaran konstitusional pada APBN 2008 ini. Padahal, Mahkamah Konstitusi (MK) sudah mengeluarkan keputusan bahwa APBN 2006 dan APBN 2007 melanggar konstitusi. Jadi, dengan tidak tercapainya anggaran pendidikan 20% berarti pemerintah dan DPR bersama-sama mengabaikan keputusan MK. Rupanya keputusan MK itu tidak mampu juga menggetarkan kemauan politik para penentu kebijakan di negara ini.

Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara

Pengabaian juga terjadi terhadap keputusan raker yang telah disepakati antara Komisi X DPR RI dengan tujuh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Menko Kesra, Mendiknas, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Menpan), Menteri PPN/Ketua Bappenas, Menteri Agama, dan Menteri Keuangan pada 4 Juli 2005 lalu telah menyepakati kenaikan anggaran pendidikan adalah 6,6% pada 2004, menjadi 9,3% (2005), menjadi 12% (2006 ), menjadi 14,7% (2007), menjadi 17,4 % (2008 ), dan terakhir 20,1% (2009).

Sementara realisasinya, tahun 2004 anggaran pendidikan masih sekitar 5,5%(2004), dari APBN atau sekitar Rp20,5 triliun. Dan meningkat menjadi Rp 24,6 tiriliun pada 2005. Pada tahun 2006 pemerintah hanya mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 9,7 persen dan dalam APBN 2007 anggaran untuk sektor pendidikan hanya sebesar 11,8 persen, Dan APBN 2008 hanya mengalokasikan 12%, nilai ini setara dengan Rp61,4 triliun dari total nilai anggaran Rp854,6 triliun.

2.1. PRIORITAS ANGGARAN PENDIDIKAN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tidak terpenuhinya alokasi anggaran pendidikan minimal 20 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semata-mata karena terbatasnya anggaran pemerintah. Menurut DPR, belum tercapainya anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN 2008 menunjukan lemahnya kemauan politik (political will) pemerintah untuk memposisikan sektor pendidikan sebagai prioritas utama.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan (Komisi X) DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Heri Akhmadi berpendapat anggaran pendidikan yang kian tahun kian membesar tidaklah dapat dijadikan rujukan satu-satunya untuk menilai bahwa pemerintah telah menunjukan komitmennya secara serius. Sebab, lanjut Heri di saat bersamaan, kenaikan juga terjadi pada sektor-sektor lainnya, bahkan ada yang jauh lebih besar dari sektor pendidikan itu sendiri. Sehingga posisi persentase anggaran pendidikan tidak bergeser naik jauh dari tahun-tahun sebelumnya. “Bahkan anggaran pendidikan lebih kecil dari cicilan hutang Indonesia dan anggaran subsidi,” kata Heri.

Pada APBN 2008. Pembayaran bunga utang disepakati sebesar Rp91,365 triliun. Sementara subsidi disepakati sebesar Rp97,874 triliun. Kenyataannya, perbandingan di lapangan juga demikian, misalnya di Indonesia biaya pendidikan di universitas hanya 1.300 dolar AS per mahasiswa per tahun, sedangkan di Malaysia 12.000 dolar AS per mahasiswa per tahun. Di pendidikan dasar (SD, red) di Indonesia hanya 110 dolar per murid per tahun sedangkan di Malaysia 18.900 dolar Amerika per murid per tahun.

”Mengapa kita mendahulukan membayar utang? Apakah ada perintah konstitusi? Sekarang ini bayar utang lebih besar dari pada untuk mendidik anak bangsa ini menghadapi masa depannya,” tandas Heri. Menurutnya, yang bisa dihemat adalah dengan mengurangi belanja untuk membayar utang. Kemudian, menambah penerimaan negara, misalnya dari sektor pajak. Pasalnya, pendidikan ini satu-satunya investasi yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

1.3 ALOKASI ANGGARAN PENDIDIKAN DI IDONESIA

No


Program

2005

2006

2007

2008

1



28.500.000,0

61.203.110,0

42.629.000,0

112.400.601,0

2


Pengelolaan SDM Aparatur

5.000.000,0

59.940.000,0

55.000.000,0

46.211.661,0

3


Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

92.515.149,0

161.483.658,0

76.876.000,0

26.844.450,0

4


Penelitian dan Pengembangan IPTEK

40.000.000,0

40.000.000,0

388.030.000,0

390.000.000,0

5



257.060.000,0

275.211.192,0

452.394.000,0

581.437.970,0

6


Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

10.817.441.914,0

20.286.768.454,0

20.455.643.070,0

23.951.520.765,0

7


Pendidikan Menengah

2.487.160.000,0

3.637.879.180,0

3.764.233.999,0

4.080.354.830,0

8


Pendidikan Non Formal

355.190.000,0

830.695.822,0

1.256.717.000,0

1.176.051.807,0

9


Pendidikan Tinggi

6.889.654.496,0

10.392.142.831,0

7.632.498.157,0

13.723.755.441,0

10


Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

2.747.335.000,0

3.093.589.400,0

2.468.855.000,0

3.152.813.070,0

11


Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

70.275.208,0

101.962.340,0

182.525.000,0

167.337.335,0

12


Manajemen Pelayanan Pendidikan

322.110.000,0

361.852.500,0

919.697.081,0

1.153.844.155,0

13


Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

117.090.000,0

225.026.800,0

610.952.000,0

1.120.871.867,0

14


Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender & Anak

17.300.000,0

17.300.000,0

17.900.000,0

17.560.521,0

15


Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

1.573.041.413,0

908.092.522,0

6.016.942.357,0

-



Jumlah

25.819.673.180,0

40.453.147.809,0

44.340.892.664,0

49.701.004.473,0

Anggaran Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional tiap tahunnya mengalami peningkatan anggaran. Pada tahun 2006, jumlahnya meningkat cukup besar senilai 40.453.148 dari anggaran 25.819.673 pada tahun 2005

BAB II MENAMBAL ANGGARAN PENDIDIKAN

Pemerintah akhirnya mengambil langkah lain unruk menambal biaya pendidikan. BHP adalah salah satu contohnya. Sejak tahun 2004 lalu, RUU Badan Hukum Pendidikan, lahir sebagai implementasi pasal 53 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pada ayat (1) disebutkan bahwa penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. Didalam tubuhnya berdiri 10 prinsip: nirlaba, otonom, akuntabel, transparan, penjaminan mutu, layanan prima, akses yang berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, partisipasi atas tanggung jawab negara. Tampaknya cukup meyakinkan.

Menurut RUU BHP, peran yayasan sebagai penyelenggara satuan pendidikan dileburkan dalam sebuah lembaga pengambilan keputusan yang disebut sebagai Majelis Wali Amanat. Peranan yayasan terhadap pengambilan keputusan pun hanya punya hak suara sebanyak 49%. Alasannya, ini untuk menghindari sistem hak veto yang mungkin sudah berjalan selama ini. Sedangkan prinsip nirlaba BHP sesuai dengan yang disampaikan oleh Prof Dr. Mansyur Ramli, dinyatakan bahwa berdasarkan pengertian nirlaba terdapat dua kategori badan hukum yang legal menjadi BHP.

1. Pertama , BHP yang didirikan oleh badan hukum nirlaba dengan hak surplus sebanyak-banyaknya 25% dan dapat dibagikan kepada pendiri.

2. Kedua, BHP yang didirikan oleh badan hukum laba dengan hak surplus pendiri sebanyak-banyaknya sebesar 50%. Menurut penuturannya, aturan inilah yang akan menarik banyak minat para pengusaha untuk menyelenggarakan pendidikan, mengingat keuntungan yang dinilai cukup besar. Diharapkan akan muncul dorongan untuk kreatif dalam menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan pun akan semakin besar.

Diramalkan pula, bahwa nanti akan banyak perguruan-perguruan tinggi swasta yang akan tutup karena tidak “kuat” bertahan dan munculnya persaingan yang ketat antara perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Prediksinya untuk masa depan pendidikan di Indonesia, akan sangat ditentukan oleh pasar dan kebutuhan industri. Maka menurutnya akan sangat mungkin, pendidikan di Indonesia akan didominasi oleh beberapa kategori yang unggul menurut kacamata pasar.

RUU BHP diharapkan sebagai salah satu jalan keluar bagi keterlibatan dan tanggung jawab pemerintah dalam mengatur penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Bagaimana pula dengan harapan masyarakat yang ingin punya kesempatan seluas-luasnya untuk bisa akses ke jenjang pendidikan tinggi? Mengenai kemungkinan pemberian bantuan pendidikan dan beasiswa bagi calon mahasiswa yang cerdas namun berada dalam golongan yang tak mampu, masih diletakkan dalam prioritas yang berbentuk Rancangan Peraturan Pemerintah. Yang secara struktur, diprediksi bahwa kekuatannya lebih lemah daripada kekuatan hukum RUU BHP yang nantinya akan disahkan. Berkaitan dengan hal ini, Mansur Ramli menyatakan, “Masalah pendanaan pendidikan memang tidak diatur dalam BHP, tapi itu diatur di dalam pemasalahan yang lain yaitu Rancangan Peraturan pemerintah tentang pendanaan pendidikan. Bahwa tanggung jawab pendanaan pendidikan adalah pemerintah.”


Dengan aturan pembagian hak surplus sebesar 25 % dan 50% dalam RUU BHP, cenderung memperlihatkan orientasi penyelengaraan pendidikan Indonesia akan menuju ke arah komersialisasi pendidikan. Keadaan ini bertambah jelas dengan minimnya prioritas pendanaan pendidikan dari pemerintah. Dari jajaran diknas dan legislatif yang hadir sebagai pembicara saat itu, tak ada pernyataan tegas bahwa RUU BHP bisa menjamin Indonesia terhindar dari komersialisasi pendidikan.

BAB III EFISIENSI DANA PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pernyataan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki bahwa tiap tahun terjadi kebocoran anggaran 30 Persen. Sebenarnya sudah pernah dilontarkan oleh almarhum Profesor Soemitro Djojohadikusumo sejak Lebih dari 20 tahun silam. Bayangkan seperti sebuah tradisi, begitu mengakar dan membudaya.

30% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bocor akibat praktik KKN yang berkaitan dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Memang, kenyataannya hingga kini kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah masih berpotensi menjadi ladang subur korupsi.

Bahkan, temuan Tim Indonesia Bangkit lebih mencengangkan lagi, yaitu pengajuan anggaran belanja dan modal dari seluruh kementrian dan lembaga sarat dengan penggelembungan 200% hingga 300%. Tim Indonesia Bangkit yang beranggotakan ekonom independen itu meneliti efisiensi anggaran pemerintah. Penelitian dilakukan melalui analisis Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal yang diajukan kementrian dan lembaga pada kurun waktu 2004 sampai 2006, serta difokuskan pada proyek-proyek infrastruktur dan belanja barang. Hasilnya terdapat perbedaan mencolok antara harga pasar dan anggaran yang diajukan. Lalu, akan berguna kah efisiensi dana yang melulu bocor ini?

Selasa, 09 Juni 2009

Tidur Panjang


Tidur adalah salah satu nikmat yg diberikan Allah Swt kepada setiap hambanya.

Tidur panjang yang saya bahas disini bukan seperti tidurnya 7 pemuda al-Kahfi yang diceritakan didalam kitab suci, dimana mereka tertidur panjang karena Allah SWT yang menidurkan mereka dari kedzaliman Raja yang bertahta saat itu. Namun, “tidur “ yg saya maksud disini adalah tidur-tidur kita yang bukan pada waktunya.

Dengan tidur kita semua bisa merasakan kedamaian dan kesegaran setelah melakukan aktivitas yang melelahkan. Namun seringkali kita menjustifikasi tidur dengan alasan karena kita “lelah” atau “capek.


Memang dengan tidur, kita akan mendapatkan energy baru dan tenaga kembali. Namun jangan salah, dengan tidur yang berlebihan kita bisa mengurangi kekuatan otak kita atau istilah kasarnya membuat daya fikir kita berkurang atau “telmi”. Jatah waktu tidur ideal untuk kita selaku orang dewasa dalam 1 hari menurut para ahli adalah sebanyak 6-8 jam per hari. Namun, alangkah bagusnya bila dikurangi. Coba kita lihat tidurnya para imam besar dan tokoh2 besar Islam zaman dulu seperti Imam syafi’i, Al-Ghozali, Ibnu Rusyd, Ibu Sina dan masih banyak lagi yang menguasai berbagai disiplin ilmu hingga karya-karya dan temuan mereka pun masih digunakan oleh banyak orang hingga saat ini. Hampir mereka semua menggunakan waktu istirahat or tidurnya hanya beberapa jam dalam sehari. Contoh orang-orang sukses saat ini seperti Habibie, SBY, Bill Gates, Barack Obama, Hidayat Nurwahid, Helmi Yahya, Pembawa Acara Oprah “Winfrey”, Artis Luna Maya, Pesepak Bola Bambang Kurniawan, Trainer Andri Wongso, Mario Teguh dan Bapak Ari Ginanjar Agustian. Mereka semua adalah orang-orang hebat yang bisa memanage waktunya dengan baik dan teratur termasuk waktu tidurnya yang dikurangi. Padahal kita juga bisa seperti mereka. Bahkan bisa lebih. Karena mereka juga manusia kan ??? Sama seperti kita.

Sungguh sangat ironis dan menyedihkan jika kita melihat kawan-kawan kita banyak sekali menghabiskan hari-harinya dengan tidur siang, tidur sore, tidur pagi atau tidur ba’da Shubuh.


Padahal kita ketahui bersama, bahwa kewajiban atau amanah kita di muka bumi ini sangat banyak dibanding waktu yang ada. Contohnya, dalam hal disiplin ilmu / bidang yg kita tekuni sekarang ini untuk menguasainya saja belum maksimal atau 100 %. Belum lagi mempelajari ilmu dan ayat-ayat kauniah Allah yang lain. Sungguh kawan, masih banyak sekali ilmu Allah yang belum kita pelajari untuk diri sendiri dan ummat ini agar bangkit dari keterpurukan.


Baiklah, kawan-kawan mari dari 3M (Dari diri kita sendiri, dari yg paling kecil dan dari sekarang atau mulai saat ini), kita mencoba memanfaatkan waktu seproduktif mungkin. Kita gak ingin kan menjadi manusia yang merugi atau celaka karena waktu atau kesempatan yg sudah diberikan oleh Allah SWT kita lalaikan begitu saja.

Ingat kawan-kawan … sudah umur berapa kita sekarang ??? Karya & amal apa yg sudah kita sumbangsihkan untuk dunia dan akhirat nanti…


Ya Allah… ampuni hamba yang doif dan banyak dosa ini ya Allah…

Hamba tak ingin menjadi makhlukmu yang tak berguna dan engaku murkai.

Ya Allah…

Aku ingin mempunyai daya guna dan kebermanfaatan atas kehadiranku dimuka bumi ini.





Rabu, 27 Mei 2009

Pembayaran Formulir SNMPTN Dibuka Lebih Awal

Pembayaran Formulir SNMPTN Dibuka Lebih Awal Cetak E-mail

Bagi calon mahasiswa baru yang yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negri (PTN), panitia penyelenggara Seleksi Ujian Masuk Pergurun Tingg Negri (SNMPTN) 2009 membuka pembayaran formulir bagi calon mahasiswa lebih awal, yaitu pada tangal 1 Juni mendatang. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya antrian dan juga desak-desakan yang membuat pelayanan kurang baik.

Menurut Pembantu Rektor I Universitas Riau (UR) Prof Dr Aras Mulyadi DEA, alasan dilakukan pembayaran lebih awal itu adalah dari hasil evalusi penyeleggaraan SNMPT 2008 yang lalu, dimana calon mahasiswa melakukan antrian panjang dan berdesak-desakan di tempat pembayaran formulir SNMPTN yaitu di seluruh cabang Bank Mandiri Pekanbaru.
“Kami tidak mengiginkan hal itu terjadi kembali, maka dari itu hasil rapat panitia SNMPTN 2009 yang berlasngsung di Yogyakata kemarin memutuskan untuk membuka pembayarann lebih awal,” kata Aras.


Dijelaskan guru besar Faperika UR ini, pada pelaksanaan SNMPTN 2009 ini terdapat tiga materi ujian yang diuguhkan kepada calon mahasiswa. Padahal SNMPTN tahun lalu hanya dua yaitu tes kemampuan dasar dan bidang. Sedangkan untuk SNMPTN 2009 ini ada penambahan satu test lagi yaitu test potensi akademik (TPA). Sedangkan untuk harga formulir pendaftaran tidak mengalami kenaikan, dimana untuk IPC Rp175 ribu, IPA Rp150 ribu dan IPS Rp150 ribu. Selain itu juga pembayaran formulir ini dapat dilakukan dengan internet banking, auto debet dan mendatangi langsung ke kantor cabang Bank Mandiri yang tersebar di Indonesia.


“Jadi kepada calon mahasiswa diberikan pilihan dan kebebasan, mau pilih cara mana untuk membayar formulir itu,” sebut Aras.. Setelah calon mahasiswa membayar formulir SNMPTN, pendaftaran baru bisa dilakukan pada tanggal 15 Juni, yaitu dengan mengambil formulir ke tempat yang sudah disediakan, namun tentunya harus menunjukkan bukti pembayaran kepada panitia. Batas akhir pendaftaran dan pengambilan formulir yaitu 15 s.d 27 Juni, dan pada tanggal 1 s.d 2 Juli ujian SNMPTN.“Pada penyelenggaran SNMPTN 2009 ini, terkoneksi 57 perguruan tinggi negrei yang ada di seluruh Indonesia,” ucapnya.URNEWS- www.unri.ac.id

PSIK


Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Riau No. 59/J19/AK/2005, tentang pengelolaan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Tanggal 7 April 2005, ditetapkan struktur Organisasi Program Studi Ilmu Keperawatan sebagai berikut :

Penanggung Jawab : Prof. Dr.Ashaluddin Jalil, MS

Koordinator Pengelola : Dr.Ir.Aras Mulyadi, DEA

Sekretaris Pengelola : Dr.Adel Zamri, MSc

Ketua Program Studi : Erwin, S.Kp, M.Kep

Asisten I : Wan Nishfa Dewi, S.Kp, M.Ng

Asisten II : Ns.Sri Wahyuni, S.Kep

Dan Sebagai Koordinator penunjang kegiatan proses belajar mengajar di PSIK UNRI ditunjuk :

Unit Kemahasiswaan : Ns. Darwin Karim, S.Kep

Unit Laboratorium : Yulia .I.Dewi, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat

Bid.Kep. Medikal Bedah : Wan Nishfa Dewi, S.Kp, M.Ng

Bid.Kep.Maternitas&Anak : Erika, S.Kp.M.Kep,Sp.Mat

Bid.Kep. Jiwa &Komunitas : Reni Zulfitri, S.Kp,M.Kep, Sp.Kom

Kamis, 14 Mei 2009

ORCHESTRA SEMAPUT





OLEH : Mitsu IQRA'

Kunjungi : (yosimitsu.blogspot.com)




Awal Ramadhan..

Sahur.., sahur..!. Sahur.., sahur..!.
Ibu bangun ayo bangun, cepat masak untuk sahur..
Bapak bangun ayo bangun, Bantu ibu masak sahur..
Sayur asem, goreng tempe, pake bacem juga oke..

Kelotek tung teng.., kelotek tung teng
Kelotek tung teng.., kelotek tung teng

Terdengar nyanyian pengganggu tidur dari remaja mushola Al – falah di iringi bunyi alat musik semerawut yang sengaja di bikin ribut biar penduduk desa pada semaput alias bangun bin melek!.
Di setiap bulan Ramadahan, membangunkan orang sahur memang sudah jadi langganan ongge dan kawan – kawan. Tanpa mereka, bisa – bisa penduduk desa Rimbut bisa pada kesiangan alias gak sempet sahur!. Dengan modal ciut, nyanyian ribut dan alat musik yang semerawut pendududuk desa Rimbut memberi julukan "Orchestra Semaput" kepada ongge dan kawan – kawanya yang berwajah imut kayak semut tapi sering ke jedut!. Klop deh pokoknya.
Tapi jangan salah, walaupun dengan titel serba UT di atas, kehadiran orchestra semaput sangat din anti – nantikan penduduk desa rimbut terutama oleh ibu – ibu yang susah bangun pagi.



***



Malam ke dua belas Ramadhan..
Walaupun jama'ah shalat tarawih di mushola Al – falah semakin sepi, Orchestra Semaput masih tetap semangat membikin ribut. Soalnya, emang nggak ada hubungannya antara jama'ah sholat tarawih yang semakin sepi, dengan musik mereka yang ribut. Seperti biasanya. Setelah mereka bikin ribut, satu persatu rumah penduduk desa Rimbut pun menyala. Pertanda mereka telah bangun dari tidurnya.
" Hei.., coba liat rumah pak Toyek!", seru Sipai sambil menunjuk sebuah rumah yang lampunya belum menyala.
Ongge, Peyak, Kentung dan Umit pun spontan langsung mengarahkan pandanganya kea arah mana tangan Sipai menunjuk. Musik ribut pun berhenti.
" Eh iya, kok tumben ya!. Biasanya kalo kita udah bikin ribut pak Toyek pasti bangun!", kata Kentung menimpali.
" Coba kita lihat!", ajak Ongge. Lalu merekapun mendatangi rumah pak Toyek. Ketika sudah sampai di depan pintu rumah pak Toyek merekapun membuat koor salam.
" Assalamu'alaikum!", ucap mereka serempak. Namun tidak ada sahutan dari dalam rumah. Merekapun mengulanginya beberapa kali, tetap tidak ada jawaban!.
" Wah, kalo kayak gini caranya kita harus memainkan musik super ribut nih, biar pak Toyek bangun!", kata Ongge berapi api.
Oke deh, lanjuuuut..!!!".

Sahur.., sahur..!. Sahur.., sahur..!.
Ibu bangun ayo bangun, cepat masak untuk sahur..
Bapak bangun ayo bangun, bantu ibu masak sahur..
Sayur asem, goreng tempe, pake bacem juga oke..

Kelotek tung teng.., kelotek tung teng
Kelotek tung teng.., kelotek tung teng

Namun setelah berulang ulang mereka bikin musik Super Ribut, lampu rumah pak Toyek tetap tidak menyala. Akhirnya merekapun berhenti karena kelelahan.
" Wah, jangan – jangan terjadi sesuatu nih dengan pak Toyek!", kata Umit menduga – duga.
" Iya, bagaimana kalau kita laporkan hal ini sama pak lurah?", usul Sipai.
" Oke, kita ke sana sekarang!", kata Ongge mantap.
Setelah sampai di rumah pak lurah, merekapun langsung melaporkan hal itu.
" Pak lurah, gawat!", kata Ongge dengan wajah cemas.
" Gawat kenapa ngge?", tanya pak lurah penasaran.
" Begini pak, tadikan kami udah bikin ribut nih keliling kampung. Dan seperti biasanya, kalo kami uda bikin ribut begitu, para penduduk langsung bangun dan lampu – lampu rumah merekapun di nyalain. Tapi tadi kami liat, lampu di rumah pak toyek gak menyala.Terus kami datangin rumahnya, tapi setelah kami ngucapin salam berulang –ulang dengan suara yang keras lampu rumah pak toyek tetap gak nyala!. Nah, terus kami mainkan lagi musik super ribut, tapi lampu rumah pak toyek gak nyala – nyala juga!".
" Iya pak, kami menduga terjadi apa – apa dengan pak toyek. Makanya kami ngelapor sama pak lurah!", kata umit meyakinkan.
" Wah, bapak salut sama kalian semua. Ternyata kalian punya jiwa sosial yang tinggi!"' puji pak lurah. Mendengar pujian itu, ongge, peyak, kentung, sipai dan umitpun hidungya mekar kayak terigu cakra kembar!.
" Tapi kalian tau gak, kenapa lampu di rumah pak toyek gak nyala – nyala?", tanya pak lurah
" Emang kenapa pak?", tanya ongge mewakili rasa penasaran eman – temannya.
" Gini lho ngge. Tadi siang pak toyek tu pamitan sama bapak, katanya dia mau pulang ke rumah orang tuanya. Makannya walaupun kalian udah ngeluarin musik super ribut rumahnya tetap gelap!"
Lho kok???.
" Psss…!!!", kontan terigu cakra kembar yang sudah sempat mekar tadipun kempes lagi.!!!

***

Akhir Ramadhan…
Seperti biasanya, sebelum membuat ribut, para personil orchestra semaput berkumpul di mushola Al – falah. Ongge si pemukul kentong plus ketua orchestra semaput, peyak si penggetok kaleng, kentung si penabuh galon dan sipai si penggebuk wajan sudah berkumpul sejak jam dua tadi. Wajah mereka tampak kesal!. Bagaimana tidak kesal?. Sudah jam dua lewat lima belas menit begini, umit si penokok periuk belum datang – datang juga. Padahal biasanya, jam dua lewat satu menit mereka sudah mulai berkeliling kampung!. Ongge yang di tunjuk sebagai ketua orchestra semaput tampak gelisah, dari tadi dia sibuk mondar - mandir kayak setrikaan. Sementara itu, peyak yang juga gelisah mengatasi kegelisahannya dengan menarik – narik sarungnya yang kedodoran.
" Tung, kemana sih tu anak?. Jam segini kok belum datang – datang juga?", tanya peyak kepada kentung sambil menarik sarungnya yang barusan kedodoran lagi. Kentung yang sedang berusaha keras untuk membuat hidungnya mancung dengan memencet – mencet hidungnya yang pesek pun menjawab.
" Mana ane tempe, tanya aja sama toge, barang kali tahu!".
" Ah.., ente tung. Di Tanya bener – bener jawabnya malah lauk - pauk!", kata peyak kesal.
" Emang uda gak sabar tu si kentung pengen sahur!", celetuk sipai. "Coba ente tanya sama ketua!", kata sipai lagi.
Peyak pun menghampiri ongge yang masih kayak setrikaan!
" Ngge, peyak kemana?. Tu anak kenapa belum nongol – nongol juga?", tanya peyak kepada kongge.
" Ane juga gak tau yak!. Biasanya sih tuh anak gak pernah telat!", jawab ongge tanpa menghentikan aktifitas setrikaannya itu.
" Uda hampir setengah tiga nih!. Ntar kita telat ngebangunin penduduk!", kata kentung mengingatkan.
" Jangan – jangan dia masih molor lagi!", celetuk sipai.
" Bener juga ente pai, jangan – jangan dia emang masih molor!", kata kentung menimpali.
" Wah, kebangetan bener tuh anak!. Kita uda nunggu sampe karatan gini, dia malah enak – enakan molor di rumah!", kata peyak geram.
Ongge yang dari tadi masih mondar – mandir pun menghentikan aktifitas setrikaannya itu. Lalu dia pun berkata,
" Kalian ni pada ngomong apa sih?. Jangan su'udzon gitu sama sodara!. Iget, sekarang ni bulan Ramadhan. Emosi kudu di jaga!".
" Bukannya gitu ngge, kita ni uda nungguin dia dari tadi!. Tapi sampe karatan gini tuh anak belum nongol – nongol juga!", kata peyak mewakili teman – temannya melakukan pembelaan diri.
" Iya, ane ngerti!. Kalian pasti merasa terzholimi dengan keterlambatan dia. Tapi biar bagaimanapun juga, dia tetap sodara kita!. Kita harus tetap berhusnudzon sama dia!", kata ongge mencoba memberi pengertian kepada treman – temannya.
" Terus kita mesti gimana?", Tanya sipai.
" Gimana kalo kita datang ke rumah umit?. Kita buktiin semua yang kalian tuduhkan sama dia tadi!", usul ongge.
" Yup la, ane setuju!", kata kentung semangat.
" Ane juga setuju!", kata sipai mantap.
" Ente gimana yak?", tanya ongge kepada peyak yang dari tadi belum memberikan tanggapan.
" Oke, siapa takut!", jawab peyak yakin.
Setelah semua sepakat, merekapun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah umit. Akan tetapi baru saja tujuh langkah melangkah, si umit sudah nongol di depan mereka.
" Assalamu'alaikum!", sapa umit ramah.
" Wa'alaikummus salam!", jawab peyak, kentung dan sipai dengan nada kesal. Kecuali ongge yang menjawab dengan lembut. Maklum deh ketua, mesti bijaksana dalam segala suasana!.
" Sory ya, ane telat!", kata umit dengan senyuman termanisnya.
" Ente sekate – kate!. Orang udah nunggu sampe karatan gini!. Ente dari mana aja sih?", semprot peyak.
" Iya. Sory.., sory.., ane emang salah!", kata umit masih dengan senyuman termanisnya. Walaupun teman – temannya pada cemberut dengan rambut kusut dan jidat berkerut plus omelan yang ceprat – ceprut, si umit tetap kiut dengan senyumannya yang imut. Inilah kelebihan si umit. Kalo soal senyum – senyum, emang dia jagonya!."Gara – gara ini ni!", kata umit lagi sambil menunjukkan periuknya yang gosong.
" Maksud ente apa mit?", tanya ongge penasaran.
" Gini ngge, ane tu telat karna periuk ini di pake sama ibu ane buat masak nasi. Soalnya periuk yang satu lagi bocor karna jatuh di senggol sama si burik. Jadi ane mesti nungguin ibu ane sampe selesai masak. Makannya lama. Kalo gak percaya pegang aja ni periuk, masih anget!", kata umit sambil menyodorkan periuknya. Peyak, kentung dan sipai pun segera memegang periuk itu. Bahkan karena penasaran ongge yang sebenarnya sudah percaya dengan perkataan umit tadi ikut memegang periuk itu.
" Iya, masih anget!", kata kentung membenarkan perkataan umit tadi. Sementara ongge, peyak dan sipai tidak berkomentar apa – apa, mereka hanya menganggukkan kepala.
" Nah, sekarang semuanyakan udah jelas. Ternyata apa yang kalian tuduhkan kepada umit tadi nggak bener. Sekarang cepat minta maaf sama umit!", suruh ongge kepada peyak kentung dan sipai. Peyak mendahului mnyalami tangan umit.
" Maafin ane ya mit, ane uda nuduh yang nggak – nggak!", kata peyak menyesal. Lalu peyakpun merangkul sobat karibnya itu.
" Maafin ane juga ya yak, uda bikin kalian kesel!", kata umit. Kentung dan sipaipun melakukan hal yang sama. Mereka saling bersalaman, mengucap maaf dan berpelukan..!!!. Mirip teletubies!.
" Ya uda, ane harap ini terakhir kalinya kita kayak gini. Lain kali, kita harus selalu ber husnudzon sama saudara kita. Nah sekarang, ayo kita bikin ribut lagi!", kata ongge semangat.
" Ocre bos!", jawab Peyak, Kentung , Sipai dan Umit serentak.

Sahur.., sahur..!. Sahur.., sahur..!.
Ibu bangun ayo bangun, cepat masak untuk sahur..
Bapak bangun ayo bangun, Bantu ibu masak sahur..
Sayur asem, goreng tempe, pake bacem juga oke..

Kelotek tung teng.., kelotek tung teng
Kelotek tung teng.., kelotek tung teng

***

Ramadhan pun pergi..
Malam ini, para personil orchestra semaput berkumpul di mushola Al - falah. Bukan untuk membangunkan orang sahur, akan tetapi untuk merayakan kemenangan atas perjuangan selama di bulan Ramadhan.
" Yaah, ramadhan telah pergi nih. Pensiun dong kita!", kata kentung lesu.
" Iya tung, ane sedih ni!", kata sipai.
" Uda deh jangan sedih gitu, kan masih ada ramadhan besok!", kata ongge mencoba menghibur.
" Itukan kalo kita masih hidup, kalo umur kita cuma sampe besok pagi gimana?",tanya Umit.
" Yaa.., kita berdo'a aja deh!. Supaya Allah ngasih kita umur yang panjang. Biar kita masih bisa bikin ribut lagi!!", jawab Ongge mantap. Lalu merekapun saling berangkulan dan berdoa..

Ya Allah, panjangkanlah umur kami, dan pertemukanlah lagi kami dengan bulan suci – MU, bulan ramadhan.., bulan yang penuh berkah dan ampunan… (Amin.).


***

SELESAI